Rabu, 02 Juli 2008

MY WHOLE LIFE

Kebodohan selalu datang menyapa

Dan menawarkan sejumlah kemudahan

Dan terkadang diriku yang juga bodoh ini

Tak mampu menawar

Terkadang ada kesadaran yang mendalam

Tentang arti sebuah cinta

Di saat hati merapuh

Tapi terkadang hatipun mengeras

Karena keakuanku lebih kuat

Akh . . . .

Biarlah semuanya berjalan seperti biasa

Seperti biasa

Seperti biasa

Dan selalu seperti biasa

Karena hidup tak selalu seperti yang kita inginkan

04 ‘ 12 ‘ 06 ( 20.35 – 20.43 )

MENANTI PAGI

Aku kini duduk di sini

Mencoba berpikir

Namun tak tahu apa yang terpikir

Aku seperti hilang arah

Tak tahu harus melangkah

Dan membawa hati

Kupandangi bulan tua di sana

Kucoba ungkapkan padanya

Namun ia tak menjawab

Ku coba tanyakan pada langit kelabu

Tapi sepertinya ia tak mendengar

Lalu aku beranjak

Meninggalkan semua kekosongan ini

Dan mencoba

Merangkak dalam malam

Dan dengan sabar

Menanti pagi

20 ‘ 09 ‘ 05 ( 23.30 – 23.43 )

TANYAKU

Ketika musim berganti

Aku masih tetap terpaku

Menatap langit biru

Yang berhiaskan awan yang berarak

Di dalam sunyi ini

Aku menangis pilu

Rasa seperti menumpulkan hati

Menumbuhkan denyut kekosongan

Hatiku tergagap tak berkutik

Ketika logika menanyakan alasan

Wahai akal sehat yang bertahta di dalammu

Mengapa cinta masih melupakan misteri

Yang tak terpecahkan oleh kewarasan

Dapatkah kau jelaskan kepadaku

Mengapa cinta itu buta

Gelap

Dan hanya mampu dibuka oleh rasa

09 ‘ 04 ‘ 05 ( 21.20 – 21.25 )

BILA KU PERGI

Ketika musim berganti

Dan burung – burung akan mengudara

Mencari kehangatan hidup

Saat itulah aku akan datang

Kekasihku

Ingin sekali kupandang matamu

Tuk pastikan cintaku masih di sana

Hingga dengan alunan nadanya

Kita kan menari bersama di awan

Dan bila kupergi esok

Kuharap engkau masih di sini

Dan terus memandangi

Jejak langkah yang tertinggal

30 ‘ 11 ‘ 04 (16.20 – 16.27 )

MENUNGGU

Kadang malam tertawa padaku

Melihat lelucon hidup ini

Melihatku yang diam termenung

Yang memandang bintang yang makin menyuram

Ia bertanya denagn tawa yang ditahan

Mengapa aku berada di sini

Aku katakan aku sedang berusaha

Menanti sebuah kepastian

Meski dia takkan pernah mengerti

Tapi aku akan tetap di sini

Menunggu

Aku kan menunggu

06 ‘ 03 ‘ 05 ( 20.50 – 20.55 )

PULANG

Saat ini ku tak mampu berkata

Mungkin sesak dada ini dapat pahamkanmu

Segalanya masih di sini

Saat waktu mengajakku pergi

Bergegas hatiku ingin berjumpa

Denganmu di padang sana

Ingin ku terjun di kedalaman matamu

Sambil merangkulmu dalam hangat

Dan tak tahu kapan terlepas

17 ‘ 01 ‘ 05 ( 21.12 – 21. 17 )

HILANG

Saat ufuk barat datang

Menjemput mentari untuk kembali

Seakan terasa lagi

Senja yang harum seperti dulu

Debur ombak terhempas ke karang

Mengejutkan burung – burung yang menukik

Sayang kau tiada di sini

Menemaniku seperti dulu

Terdengar nyanyian anak pantai

Yang dialunkan oleh desiran angin

Seolah memanggil seluruh yang hilang

Tetapi kau tak jua datang

Menemaniku di sini

08 ‘ 01 ‘ 05 ( 20.03 – 20.05 )